![]() |
Ilustrasi - Jalur Gaza setelah berbulan-bulan serangan Israel yang menghancurkan dan mematikan. (Antaranews) |
Kaltengmaju.com – Profesor Ben Saul, Pelapor Khusus PBB untuk HAM dan kontra-terorisme, menekankan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memiliki legitimasi internasional untuk mengawasi masa depan Jalur Gaza, bukan rencana gencatan senjata yang digagas Donald Trump dan Tony Blair.
Saul menilai Blair memiliki rekam jejak gagal dalam proses perdamaian Timur Tengah, sehingga pengawasan sah seharusnya dijalankan oleh PBB.
Saul juga mengkritik sikap Australia, yang baru mengakui Palestina sebagai negara merdeka bulan lalu. Menurutnya, legitimasi PBB terletak pada keterlibatan semua negara anggota, berbeda dengan rencana Trump yang bergantung pada kehendak pribadi dan lembaga baru bernama Board of Peace.
Pakar HAM Chris Sidoti menyoroti situasi warga Gaza yang terperangkap sejak serangan Israel 7 Oktober 2023, menewaskan lebih dari 66 ribu orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, tanpa akses aman untuk menyelamatkan diri.
Sidoti menegaskan kondisi ini berbeda dari konflik lain di dunia karena warga sipil tidak memiliki jalur evakuasi.
Sumber: Antaranews